
Pengolahan Limbah Rumah Sakit Menggunakan Metode Bio-Oksidasi dengan Bantuan Jamur Immobilisasi – Persoalan pengelolaan limbah masih awam di dengar masyarakat umum. Kesadaran akan bahaya yang di timbulkan oleh limbah masih kurang di pahami masyarakat umum. Tidak hanya masyarakat umum saja, namun banyak industri kecil maupun juga besar masih belum mengolah limbah secara baik dan benar. Timbulan limbah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan di dunia ini.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Kegiatan di rumasakit tidak luput dari kegiatanberobat karena sakit. Kegiatan di rumah sakit mampu menimbulkan bahaya akan adanya pernularan dan tertular penyakit. Oleh sebab itu perlu adanya tindakan yang serius dalam segala kegiatan di rumah sakit sesuai prosedur kerja yang berlaku.
Baca Juga : Pengaruh Negatif Limbah Cair Domestik bagi Sungai
Kegiatan di rumah sakit tidak luput akan timbulan limbah, baik itu limbah cair, padat,dan gas. Perlu adanya penggelolaan limbah yang berkelanjutan di rumah sakit menjadi keharusan bagi instansi guna menciptakan lingkungan bebas dari limbah. Inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan limbah rumah sakit sangat dibutuhkan guna memberikan lingkungan yang sehat dan aman.
Limbah rumah sakit memberikan dampak negative untuk lingkungan maupun Kesehatan masyarakat (Buntaa MV,dkk. 2019). Limbah rumah sakit salah satu contoh nya adalah limbah farmasi. Limbah farmasi dapat berupa padat, cair, dan gas, namun pada artikel ini akan membahas limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan kefarmasian di rumah sakit.
Kegiatan kefarmasian yang dilakukan di rumah sakit yang dapat menyebabkan timbulan limbah adalah peracikan obat. Pada kegiatan peracikan obat terutama pengerusan obat pasti menghasilkan limbah padat dan cair. Namun kegiatan pengerusan obat dapat menimbulkan timbulan air limbah dari proses pembersihan alat alat peracik obat.Air limbah dari kegiatan farmasi ini menjadi masalah serius yang perlu di tangani.
Telah ada peningkatan insiden kontaminan yang muncul dalam matriks air, zat organik sintetis seperti antibiotik, pestisida, dan obatobatan (Vieira Y, dkk. 201) Sayangnya, Senyawa ini adalah kontaminan di mana-mana di tanah dan air permukaan, terutama karena aktivitas antropik (Vieira Y, dkk. 2021). Minimnya fasilitas Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di berbagai rumah sakit yang belum terakreditasi baik, layaknya puskesmas dan pustu di negara berkembang membuat pembuangan air limbah dilakukan sembarangan. Pembuangan air limbah dari kegiatan farmasi di buang di drainase, badan sungai, dan permukaan tanah. Menjadi kontaminan pencemar pada lingkungan.
Air limbah mengandung berbagai jenis parameter kimia dan fisik. Karakteristik air limbah terlihat pada table 1.
Parameter | Kosentrasi 𝑚𝑔 𝐿 ⁄ | |
Total organic carbon | TOC | 1212.2±0.2 |
Non-purgeable organic carbon | NPOC | 1578.7±0.8 |
Total nitrogen | TN | 233.1±0.1 |
Total phosphotus | TP | 186.2±0.9 |
Chemical oxygen demand | COD | 186.2±0.9 |
pH | 5.1±0.3 | |
Temeratur | 36.5±3.2ºC |

Air limbah dari kegiatan kefarmasian dapat diketahui konsentrasi kandungan beban pencemar yang dibuang sembarangan dapat di lihat di Tabel 2.
Dari tabel diatas menunjukan COD yang dihasilkan dari kegiatan kefarmasian tinggi. Kadar cod yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Seperti kematian biota di perairan sungai menjadi salah satu bukti berbahayanya limbah rumah sakit kususnya limbah kefarmasian. Selain itu limbah rumah sakit dapat infeksius dikarenakan agen virus dapat tumbuh dan berkembang di air limbah dikarenakan terdapat sel inang seperti bakteri, protozoa. Dan mahkluk hidup biota lainnya.
Oleh sebab itu perlu adanya pengolahan air limbah farmasi guna melestarikan lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan cara kimia, biologi,dan fisik. Pada artikel akan menjelaskan pengolahan air limbah farmasi dengan metode biologi dan fisik. Perlakuan secara fisik adalah dengan menggunakan alat guna menciptakan keefesienan pengolahan dan pengolahan secara biologi dengan cara pemberian agen biologi(mikroorganisme) untuk membantu mendegradasi air limbah.
Pengolahan air limbah farmasi kali ini menggunakan proses bio-oksidasi untuk menghilangkan mikropolutan farmasi menggunakan bioreactor membrane yang menjajikan dalam penhilangan obat obatan(terutama antibiotic)(Almo AC,dkk.2021). Pada pengolahan air limbah ini dibantu dengan jamur pelapuk putih seperti Trametes versicolor. Dalam pengelolaan ini di modifikasi dengan penambahan sumber karbon dan nitrogen serta pemberian nutrisi (biomassa) untuk memastikan pemeliharaan jamur didalam reactor(Almo AC,dkk.2021). Keberadaan bakteri mampu mengimobilisasi biomassa untuk mengurangi kompetisi atara jamur dan bakteri didalam bioreactor.
Pada Pengolahan Limbah Rumah Sakit Menggunakan Metode Bio-Oksidasi dengan Bantuan Jamur Immobilisasi ini juga dibutuhkan reagen kimia yaitu Ekstrak malt, sakarida, amonium tartrat, natrium fosfat dibasic anhydrous, sodium phosphate monobasic monohydrate, untuk inkubasi dan pertumbuhan. Kualitas reagen yang digunakan berfungsi untuk mengatur pH(Almo AC,dkk.2021). Pada Bioreaktor juga dilengkapi dengan Rotating biologis contactors (RBC) dimodifikasi dengan menempelkan lembaran kayu.
RBC menggunakan lembaran kayu(khususnya kayu pinus) bertujuan untuk membentuk biofilm di permukaan saat penggunaan bioreactor. Selain itu lembaran kayu dan impeller berbentuk lingkaran yang di sambungkan ke poros cakram bertujuan untuk meningkatkan homogenitas isi bejan atau bioreactor. Selain itu Gerakan memutar pada lembaran kayu berbentuk lingkaran berfungsi untuk menyuprai DO untuk mengikat COD dalam reactor.
Imobilisasi biomassa jamur pada kontaktor biologis berputar yang dimodifikasi dengan papan kayu convers telah menunjukkan kinerja yang stabil untuk pengobatan nyata air limbah rumah sakit. Penghapusan yang lebih tinggi dari 80% diamati selama 8 dari 19 mikropolutan farmasi dan hanya tiga di antaranya yang terbukti nilainya di bawah 40%. Selain itu, pengurangan lebih tinggi dari 78 dan 73% dicapai untuk PTOC dan TP, masing masing. Penghapusan terbatas sumber nitrogen dikaitkan dengan nitrogen- strategi konservasi mikroorganisme yang melekat pada sel darah merah. qPCR dan analisis metagenomik dari biofilm yang terbentuk selama perawatan air limbah ruma hsakit membuktikan perkembangan kultur campuran jamur/bakteri.
Diinokulasi awal Trametes versikolor karena jamur pelapuk putih pindah ke komunitas jamur yang biasanya ditemukan dari pembusukan kayu alami. Demikian juga dengan kondisi rumah sakit yang tidak steril air limbah mempromosikan kohabitasi komunitas jamur dan bakteri yang karakteristik mikroorganisme asli dari air limbah rumah sakit. Coniochaeta, exophiala dan Apiotrichum as Ascomycetes dan Trametes versikolor sebagai Basydiomycota adalah jamur paling relevan yang diidentifikasi dalam biofilm sel darah merah selama pengolahan air limbah rumah sakit. Diamati kontribusi yang lebih tinggi dari komunitas jamur untuk keseluruhan aktivitas budaya campuran. Kemampuan jamur untuk mendorong redoks kuinon siklus yang terkait dengan produksi radikal hidroksil meningkatkan degradasi molekul organik kompleks seperti mikropolutan farmasi dari air limbah rumahsakit. Serta kandungan COD dalam air limbah rumah sakit juga berukuran di karenakan terdegradasi oleh bakteri.
Baca Juga : Konsultan dan Kontraktor WWTP STP IPAL Surabaya Terbaik
Jika ada pertanyaan seputar permasalahan air limbah rumah sakit. Konsultasikan ke kami, Gratis!

Daftar Pustaka
Alamo AC,dkk. 2021. ADVANCED BIO-OXIDATION OF FUNGAL MIXED CULTURES IMMOBILIZED ON ROTATING BIOLOGICAL CONTACTORS FOR THE REMOVAL OF PHARMACEUTICAL MICROPOLLUTANTS IN A REAL HOSPITALWASTEWATER. Journal of Hazardous Materials.
Vieira Y, dkk. 2021. Effective treatment of hospital wastewater with high concentration diclofenac and ibuprofen using a promising technology based on degradation reaction catalyzed by Fe 0 under microwave irradiation. Science of the Total Enviroment. 783(2021) 146991
Said NI. 2001. Pengolahan Air Limbah Rumahsakit Dengan Proses Biologis Biakan Melekat Menggunakan Media Plastik Sarang Tawon. Jurnal Teknologi Lingkungan. 2(3):223- 240.
Buntaa MV,dkk. 2019. Analisis Kualitas Air Limbah Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kota Manado. Jurnal KESMAS. 8(4):1-6.